Ribuan masyarakat Kabupaten Cirebon dan sekitarnya memadati acara Karnaval (ider-ideran) tradisi Nadran, di Desa Astana Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon.
Pesta rakyat warga Astana Gunung Jati Cirebon digelar pada Sabtu (07/11/2015) siang, dan dibuka dengan pelepasan balon oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia serta dilanjutkan dengan arak-arakan replika berbagai bentuk binatang, kereta paksi Naga Liman, kereta kencana. Arak-arakan berangkat dari kompleks makam Sunan Gunung Jati menuju Bunderan Krucuk Cirebon.
Hadir dalam acara tersebut Bupati Cirebon Drs. H. Sunjaya Purwadisastra, MM.,M.Si beserta Ketua TP PKK Kabupaten Cirebon Hj. Wahyu Tjiptaningsih, SE, Dandrem 063/SGJ Kol Inf Sutjipto, Sultan Kasepuhan, Kanoman, Para Camat/Kepala OPD dan undangan lainnya
Sementara dari Kementerian Pariwisata RI itu sendiri hadir Sekretaris Menteri Pariwisata Ukus Kuswara, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Dadang Rizki Ratman.
Sultan Kasepuhan Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati Arif Natadiningrat, SE dalam sambutannya menyampaikan kita mengadakan sedekah bumi dan sedekah laut karena kita diberikan rizki melaui laut dan bumi ini seperti pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan juga perdagangan.
Pangeran Arif mengatakan kita harus senantiasa selalu bersyukur sesuai dengan amanah Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunungjati) yakni Ingsun Titip Tajug Lan Fakir Miskin. Titip Tajug berarti titip akhlak dan titip fakir miskin berarti kita harus selalu mencari nafkah dan peduli kepada sekiling kita semua, peduli terhadap sosial kemasyarakatan, peduli terhadap bangsa dan negara ini.
Sementara Bupati Cirebon Drs. H. Sunjaya Purwadisastra, MM.,M.Si mengapresiasi terhadap tradisi Nadran yang dilaksanakan masyarakat pesisir merupakan hajatnya masyarakat nelayan dan sebagai tradisi yang mampu berkontribusi terhadap pembangunan baik sektor budaya maupun ekonomi.
Tridisi Nadran juga merupakan manifestasi rasa syukur para nelayan dan masyarakat pesisir Cirebon atas limpahan karunia dan rahmat dari hasil laut yang telah menjadi budaya mereka.
Pelaksanaan tradisi Nadran di Kabupaten Cirebon merupakan bagian dari budaya bahari nusantara yang telah berlangsung beberapa abad dari satu generasi ke generasi berikutnya dan kaya akan nilai-nilai kemanuasiaan yang bersifat universal.
Tradisi Nadran dengan nilai-nilai kearifan lokal yang menarik untuk kita dipelajari antara lain nilai solidaritas, estetika, refleksi kultural dan religius yang terungkap dalam ekspresi simbolis dari upacara yang disaksikan melalui doa-doa.
Tradisi Nadran disamping merupakan tradisi rutin, juga menjadi daya tarik wisata terbukti dengan banyaknya pengunjung yang datang dengan diadakannya Sedekah Bumi dan Nadran, sehingga tradisi ini masih tetap dipertahankan sampai sekarang.
Kegiatan Nadran diharapkan dapat memberikan refleksi terhadap seluruh masyarakat akan pentingnya rasa syukur sang pencipta.
Dandrem 063/SGJ Kol Inf Sutjipto menyampaikan dengan menggunakan Moto Sunan Gunung Jati dan bagi saya sebagai Komandan Korem sangat berat membawa amanah ini dan Komandan Korem mengajak “ ayo tingkatkan kebersihan”.
Beliau mengatakan “Sunan Gunung Jati pada jaman dulu adalah alim ulama sebagai penuntun sejagat raya, khususnya Jawa Barat dalam rangka mengembangkan agama Islam di sini dan sekarang orang mati masih bisa mendatangkan ribuan masyarakat karena ada almarhum Sunan Gunung Jati, tetapi kalau ada oknum yang membuat ”rese”, membuat kumuh saya yang marah, karena saya menggunakan moto Sunan Gunung Jati”. (Ben’s & Faiz, Diskominfo).