Dalam Rangka penyebaran informasi kesehatan dan edukasi mengenai deteksi faktor risiko secara dini Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon bekerjasama dengan Universitas Swadaya Gunung Jati (UNSWAGATI) bertempat di Ruang Nyimas Gandasari Setda Kabupaten Cirebon, pada 9 November 2016 menyelenggarakan Seminar Sehari Pendekatan Holistik Pada Diabetes Melitus.
Hadir dalam kesempatan itu Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Cirebon Ibu Hj. Wahyu Tjiptaningsih, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon dr. H. Ahmad Qoyyim, MARS,. Dekan Fakultas Kedokteran Unswagati, para Kepala OPD, para Direktur Rumah sakit baik pemerintah maupun swasta, para Kepala UPT Puskes, para Ketua Organisasi profesi, Ketua Gabungan Organisasi Wanita Kabupaten Cirebon, Ibu Sekda Kabupaten Cirebon, para Ketua Organisasi Wanita, para nara sumber yaitu Wakil Dekan I Unswagati Cirebon H. M. Edial Sanif,dr.,Sp., JP yang mengangkat tema penyakit jantung koroner sebagai komplikasi diabetes melitus, H. Ahmad Fariz M. Z. Zein, dr., Sp.PD. yang mengangkat tema deteksi dini dan pencegahan diabetes melitus dan sebagai moderator Dekan FK. Unswagati dr Catur Setiya Sulistiana, M.M.Ed serta undangan.
Acara diawali dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang dilanjutkan dengan laporan ketua penyelenggara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon dr. H. Ahmad Qoyyim, MARS yang mengatakan bahwa ada banyak pasien yang menderita penyakit kronis namun tidak segera berobat dikarenakan 70 % penderita penyakit tidak menular penderitanya tidak tau kalau dia sakit, kemudian 30 % penderitanya tidak mendapatkan perawatan yang maksimal ini yang melatar belakangi diadakannya seminar tentang penyakit tidak menular dan milyaran rupiah terbuang percuma akibat penyakit tidak menular yang memperparah kemiskinan. Karena diperkirakan penyakit kronis akan meningkat signifikan pada tahun 2030 hal tersebut dikarenakan peningkatan faktor resiko akibat gaya hidup, gangguan mental, dan emosional dengan adanya perubahan-perubahan. Untuk dapat terhindar dari penyakit-penyakit tidak menular perlu adanya kemandirian masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangannya dengan cara menghilangkan atau mengurangi faktor resiko.
Di Kabupaten Cirebon hingga pada 2016 seluruh UPT Puskesmas telah tersosialisasi program P2BTM dan sebagian besar telah melakukan screening faktor resiko penyakit tidak menular berbasis fasilitas kesehatan tingkat pertama. Pengendalian penyakit tidak menular dilaksanakan melalui upaya-upaya pengendalian faktor resiko yang sarat dengan muatan promosi, edukasi dan pembersdayaan masyarakat.
Dalam sambutan Bupati Cirebon yang dibacakan oleh Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat H. Moh. Sofyan, SH.,MH yang memaparkan bahwa sebagai rangkaian Hari Kesehatan Nasinal ke 52 Tahun 2016 Tingkat Kabupaten Cirebon. Disadari atau tidak saat ini Indonesia menghadapi tiga beban penyakit dalam pembangunan kesehatan yaitu disatu pihak masih banyak penyakit infeksi yang harus ditangani, munculnya penyakit menular baru serta munculnya kembali penyakit menular yang sudah lama hilang serta semakin meningkatnya penyakit tidak menular. Prevalence penyakit tidak menular di Indonesia berdasarkan riset kesehatan tahun 2013 diantaranya hipertensi diatas 18 tahun yaitu 25,8 %, penyakit jantung koroner diatas 15 tahun yaitu 1,5 %, stroke 12 %, kanker 1,4 % dan diabetes melitus 2,1 %. Beberapa faktor resiko yang berpotensi meningkatkan penyakit tidak menular berdasarkan riset tahun 2013 diantaranya: obesitas pada laki-laki diatas usia 18 tahun yaitu 19,7 %, dan pada perempuan 32,9 %.
Meningkatnya penyakit tidak menular akan menambah beban pemerintah karena penanganannya membutuhkan biaya besar selain itu juga menyebabkan hilangnya potensi atau modal sumber daya manusia dan menurunnya produktifitas yang pada akhirnya akan mempengaruhi pembangunan sosial ekonomi. Salah satu penanggulangan penyakit tidak menular yang efisien dan efektif adalah memberdayakan dan meningkatkan peran serta masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor resiko penularan penyakit tidak menular serta tindak lanjutnya.
Acara ditutup dengan seminar yang di moderatori oleh dr. Catur dengan pemateri dr. H. Muhammad Edial Sanif, SpJP,FIHA,FasCC,FICA dan dr. Ahmad Fariz Malvi Zamzam Zein, SpPD yang kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. (InTaN-Diskominfo)