Sabtu malam (17/10/2015), berlangsung Pagelaran Wayang Kulit Babad dari Sanggar Seni Kuta Kosod dalam acara Ruwatan Jagat secara massal. Pagelaran ini juga dilaksanakan sebagai penyebarluasan informasi pembangunan melalui kesenian tradisional berupa wayang kulit.
Pagelaran wayang kulit ini mengusung lakon “Laire Batara Kala” dengan dalang H. Askadi yang dikenal akrab dengan sebutan Mamae Titin.
Acara ini merupakan adat tahunan dari Desa Cangkring Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon dan tahun sekarang acara ruwatan dilakukan terhadap 75 orang yang terdiri dari masyarakat Desa Cangkring dan sekitarnya.
Pada kesempatan tersebut hadir sesepuh dari Keraton Kanoman, Kasepuhan, Keprabonan, Kacirebonan dan Pesarean. Hadir juga jajaran Diskominfo Kabupaten Cirebon, Dewan Kesenian Cirebon, Budayawan, perwakilan Disbudparpora serta masyarakat umum.
Pada kesempatan tersebut Sultan Kacirebonan Pangeran Raja Abdul Ghani Natadiningrat S.E mengatakan kegiatan ruwatan merupakan kegiatan adat yang dilakukan dari dulu sejak zaman Agama Hindu Budha dan oleh masyarakat Cirebon dijadikan suatu adat sebagai tolak bala terhadap anak cucunya dari gangguan jin, setan, perkayangan serta lainnya yang merusak kepribadian sang anak itu sendiri.
Setelah masuknya ajaran Islam oleh para penyebar Islam di tanah Cirebon, kebudayaan tersebut tetap dibiarkan berkembang namun yang mengandung bid’ah dan melanggar aturan agama Islam. Sedikit demi sedikit disisipin ajaran aqidah Islam dengan tujuan agar masyarakat yang menggunakan adat tersebut tidak bersinggungan dan sedikit demi sedikit siar Islam bisa tertanam di hati mereka.
Pagelaran Wayang Kulit Babad Sanggar Kuta Kosod berlangsung sampai tengah malam dan dilanjutkan dengan acara ritual ruwatan terhadap masyarakat dengan cara memandikan secara tertib oleh Sultan dan Pinangeran (Pangeran). . (Bens/Sahidin, Diskominfo).