Pemantapan Sistem Rujukan Kabupaten Cirebon Melalui ICT

Dilatarbelakangi oleh salah satu komponen dalam Program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) adalah pengembangan ICT (Information Comunication Technologi) untuk mendukung peningkatan kualitas pelayanan gawat darurat dan penguatan sistem rujukan, pada Selasa, 19 Maret 2013 berlangsung acara identifikasi pengguna penyusunan platform sms gateway yang kerjasama antara Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, USAID (United States Agency International Development), RTI International, Lembaga Budi Kemuliaan, Jhpiego, dll yang bertujuan untuk mensosialisasikan dan menyusun mekanisme dan platfoam komunikasi rujukan gawat darurat ibu dan bayi baru lahir. Acara ini berlangsung selama 2 hari dari tanggal 19 hingga 20 Maret 2013 yang dihadiri oleh 50 peserta yang terkait dengan kesehatan dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Pengembangan ICT EMAS meliputi intervensi penggunaan teknologi komunikasi dan informasi baik di faskes maupun dinkes meliputi SiJariEMAS (Sistim Informasi Gerbang Aspirasi Pelayanan Kesehatan Publik) dan SIPP (Sistim Informasi Penguatan Pembelajaran dan Performa). Ketiga sistem informasi ini dikembangkan dengan peruntukan yang berbeda dengan tujuan yang sama yaitu meningkatkan kualitas pelayanan ibu dan bayi baru lahir serta meningkatkan evektifitas dan efisiensi sistem rujukan gawat darurat ibu dan bayi baru lahir.

Acara dimulai dengan pemaparan tentang tema dan tujuan yang disampaikan oleh spesialis ICT program EMAS Jawa Barat yang merupakan satu-satunya nara sumber, dan dilanjutkan dengan perkenalan dari masing-masing peserta. Pengembangan aplikasi ICT program EMAS tidak hanya berbasis SMS tetapi juga akan dikembangkan ICT yang berbasis telepon/panggilan suara ke hotline/ call center yang berfungsi sebagai sarana untuk konsultasi gawat darurat yang diintegrasikan dengan SiJariEmas. Tiga platform sms gateway tersebut akan diterapkan untuk lembaga atau fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan dan masyarakat dalam lingkup terbatas. Fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang terlibat baik di RS, Dinkes, Puskesmas maupun lainnya perlu diidentifikasi kemudian dijadikan sebagai bahan untuk menyusun direktori baik direktori media elektronik maupun media cetak. Data dasar ini juga dijadikan sebagai acuan untuk menyusun alur komunikasi sampai level tenaga kesehatan secara perorangan agar alur komunikasi dapat diimplementasikan maka diperlukan penyusunan SPO (Standar Prosedur Operasional) terkait platform sms gateway, pengumpulan data dasar sarana prasarana dan alkes.

Hal ini pun dalam rangka untuk mendukung program pemerintah dalam upaya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir sesuai dengan target MDGs 4 dan 5 maka program EMAS kementrian kesehatan telah mengembangkan serangkaian model terobosan berbasis teknologi informasi dan komunikasi guna meningkatkan kualitas layanan. Acara diakhiri ramah tamah dan dirangkai dengan dialog interaktif dan tanya jawab .

(Intan.V-Diskominfo)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.