Bupati Cirebon Dr. H. Sunjaya Purwadisastra, Drs.,MM.,M.Si membuka acara Gelar Apresiasi Wayang Jawa Bali, Sabtu Sore (04/11/2017) yang dilaksanakan di halaman parker Ramayana Robinson Plered Kabupaten Cirebon.
Pembukaan Gelar Apresiasi Wayang Jawa Bali ini dihadiri oleh Wakil Bupati Cirebon Selly Andriany Gantina, Bupati Banyumas Ir. Ahmad Husein, Bupati Bantul Drs. H. Suharsono, Bupati Tegal Entus Susmono, Forkopimda Kabupaten Cirebon, Kepala OPD dan Camat, perwakilan Disbudparpora Kota Cirebon, para seniman pedalangan Jawa dan Bali serta undangan lainnya.
Kepala Disbudparpora Kabupaten Cirebon Drs. H. Hartono, MM selaku panitia pelaksana menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan gelar apresiasi Wayang Jawa Bali adalah sebagai ajang silatuahmi seniman pedalangan Jawa dan Bali, khususnya para dalang yang ada di Kabupaten Cirebon dengan teman-teman kita yang ada di beberapa kabupaten/kota di luar Cirebon.
Dalam upaya menggali, menggerakan dan meningkatkan daya apresiasi, sehingga seniman dapat berkembang dan dapat dinikmati setiap jamannya.
Peserta apresiasi ini adalah terdiri dari tujuh kabupaten/kota yakni : pertama, Gagrak Parwa Bali yang diwakili dalang Ki Imade Sidia dari Sanggar Paripurna Kabupaten Gianyar Provinsi Bali; kedua, Gagrak Jawa Timuran diwakili oleh dalang Ki Tutuko Aji Sanggar Pringgondani Hard Rock Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa Timur;
ketiga, Gagrak Cirebonan Dalang Ayung Suyatna dan Dalang Sunara Kabupaten Cirebon; keempat, Gagrak Surakarta dengan dalang Ki Mangun Yuwono, S.Sn sanggar Pacul Gowang Kabupaten Pemalang Jawa Tengah; kelima, Gagrak Yogyakarta Hadiningrat dengan dalang Ki Catur Kuncoro sanggar Goeboeg Poenakan Kabupaten Bantul Yogyakarta; keenam, Gagrak Banyumasan dengan dalang Ki Yakut AGN Kabupaten Banyumas Jawa Tengah; ketujuh, Gagrak tegalan dalang Ki Entus Susmono dari Kabupaten Tegal Jawa Tengah.
Apresiasi Gelar Wayang Jawa Bali dilaksanakan selama dua hari yakni hari Sabtu dan minggu tanggal 4 dan 5 November 2017.
Sedangkan dalam sambutan Bupati Cirebon menyampaikan, kegiatan ini pada hakikatnya merupakan salah satu sarana untuk membangun kembali budaya yang sangat penting dalam menyikapi tantangan peradaban dewasa ini. Saya katakan demikian karena keberadaan wayang saat ini dapat menjadi benteng untuk mengokohkan falsafah. Tata nilai, dan kreativitas seni yang tetap berpijak kuat pada akar tradisi. Akar tradisi yang terbangun dari kehalusan budi dan tata nilai masyarakat Indonesia pada umumnya.
Seni wayang merupakan salah satu jenis kesenian yang memiliki peranan sebagai pemberi citra dan pembentuk identitas budaya kita. Keberadaan seni wayang memiliki makna, fungsi, dan bentuk yang mencerminkan kehidupan budaya Indonesia sampai sekarang. Seni wayang diciptakan sebagai wahana komunkatif, informatif, dan edukatif, karena isi seni wayang merupakan akumulasi nilai-nilai dan norma-norma budaya yang bersumber pada cerita Ramayana dan Mahabarata.
Seni wayang dapat dianggap sebagai media untuk memahami budaya Indonesia, karena itu seni wayang dapat dianggap sebagai cerminan budaya Indonesia baik pada tataran nilai dan norma maupun pada tataran sikap dan prilaku. Semua gejala budaya yang berkembang dalam masyarakat Jawa dan Bali dapat diamati melalui karakter-karakter dan prilaku tokoh-tokoh yang ada di dunia pewayangan.
Seni wayang terlahir sebagai wahana kreatif yang memiliki tempat tersendiri di masyarakatnya dan juga merupakan representasi dari nilai-nilai yang akan memberikan manfaat bagi siapapun yang akan mempelajarinya. Sebagai representasi seni wayang tak dapat dipungkiri telah mampu memberikan proses terapi yang dapat berkaitan dengan pendidikan nilai, yakni nilai spiritual, maupun nilai-nilai lainnya yang bersifat edukatif.
Seni wayang telah menjadi salah satu bentuk ekspresi paling tua yang pernah diciptakan peradaban manusia. Pada sebagian besar masyarakat dunia, wayang memegang peranan penting dalam berbagai sisi kehidupan yang menyimpan nilai-nilai magis dan suci. Ini karena peranan wayang yang besar sebagai simbol-simbol khusus dalam berbagai upacara dan kegiatan adat yang luhur. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila Seni wayang telah banyak dipelajari di negeri orang lain, karena persoalan nilai tadi.
Alasan yang menguatkan mengapa Seni wayang menjadi pilihan media membelajarkan nilai, tentu saja hal ini dilandasi oleh beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa seni budaya sekurang-kurangnya memiliki beberapa kecenderungan sebagai bagian dari value education. Beberapa diantara kecenderungan yang dapat disampaikan yaitu : (1) Seni wayang dapat memunculkan sikap untuk saling menghargai perbedaan di antara sesama, (2) Seni wayang mampu memberikan efek perubahan pada pelakunya karena secara tak langsung membelajarkan etika, (3) Seni wayang dapat membangkitkan semangat kerja sama untuk saling membutuhkan.
Bupati Cirebon berharap kegiatan gelar apresiasi Wayang Jawa Bali dapat dijadikan sebagai momentum untuk Ngerumat, Ngerawat lan Ngeruwat yang artinya menggali, memelihara dan meningkatkan daya apresiasi karena wayang merupakan media pertunjukkan yang dapat memuat segala aspek kehidupan manusia, pemikiran manusia, baik terkait dengan ideology maupun politik, ekonomi, sosial, budaya dan hukum maupun pertahanan keamanan. Secara konvensional disajikan ideology yang mengidam-ngidamkan sebuah Negara yang Gemah, Ripah, Rapih, Loh Jinawi, Tata, Tentram, Kerta, Raharja. Di dalam wayang dikandung tatanan yaitu satu norma atau konvensi yang mengandung etika atau filsafah moral.
Semoga upaya kita dalam mempertahankan dan mengembangkan kesenian wayang akan membuahkan hasil yang menggembirakan bagi kita semua.(Bens/Edys, Diskominfo).