Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Cirebon menggelar Pembinaan bagi para Pelaku Seni yang tergabung dalam Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra), Selasa (21/02/2017) yang dilaksanakan di Gedung Da’wah Sumber.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Ir. Beni Buldansyah sebagai Ketua FK Metra Provinsi Jawa Barat yang memberikan materi tentang peran seni pertunjukkan media tradisional sebagai media diseminasi di era digital. Selain dari proviinsi, kegiatan ini juga diisi pemateri dari Kabupaten Cirebon yakni Ketua FK Metra Kabupaten Cirebon H. Sulama Hadi dan Kepala Seksi Kesenian pada Bidang Kebudayaan Disbudparpora Kabupaten Cirebon Momon Saptaji, SH.
Kepala Bidang Pengolaan Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP) Diskominfo Kabupaten Cirebon Sujono, SE.,MM menyampaikan latar belakang pembentukan FK Metra di Kabupaten Cirebon ini merupakan salah satu amanah dari Undang-Undang No : 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, dimana dalam proses Keterbukaan Informasi sekarang ini diperlukan berbagai media untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat, salah satunya melalui Media Tradisional
Sujono mengatakan, maksud dan tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah memberikan bimbingan dan arahan untuk peningkatan peran Media Tradisional secara proposional.
Sedangkan dalam Sambutannya Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Cirebon H. Ma’mun Effebdi, SH yang sekaligus membuka kegiatan ini menyampaikan FK Metra adalah wadah kemitraan seniman dengan Pemerintah, swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang mempunyai kapabilitas dibidang Media tradisional dan merupakan wadah dalam menampung, membina dan mengembangkan seluruh komunitas / grup Media Tradisional.
Media Tradisional sering disebut juga Media Pertunjukan Rakyat atau Kesenian Tradisional yang merupakan ragam kegiatan pagelaran seni yang mengedepankan potensi budaya daerah sekaligus sebagai sarana tontonan dan tuntunan yang komunikatif, sehingga bentuk kesenian tersebut dapat dimanfaatkan sebagai media pembawa pesan-pesan pembangunan.
Dengan kegiatan pembinaan seperti ini, kami berharap agar Forum Komunikasi Media Tradisional nantinya bukan hanya sebuah lembaga yang bersifat formal saja tetapi menjadi sebuah lembaga organisasi kemasyarakatan yang bersifat terbuka, non diskriminatif dan non politik yang dapat menampung Keanekaragaman potensi budaya lokal yang dapat merespon tuntutan zaman. saudara-saudara juga harus bertekad untuk melestarikan budaya luhur bangsa sekaligus aset yang harus dipelihara, diberdayakan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat.
kita sadari bersama, bahwa dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat akhir-akhir ini berimbas dengan munculnya informasi sesat (Hoak) melalui media sosial yang dapat merusak keutuhan Bangsa dan mengganggu konduktifitas daerah. Tantangan seperti ini harus dapat dijawab Media Tradisional, misalkan ikut andil dalam mensosialisasikan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Ditengah dinamika pembangunan yang sedang kita laksanakan saat sekarang ini, kita tidak bisa melupakan betapa pentingnya pengelolaan informasi yang benar dan bermanfaat bagi masyarakat banyak. Globalisasi informasi dan kemajuan teknologi informasi yang begitu cepat, harus dapat kita sikapi dengan bijak ditengah heteroginitas masyarakat kita, sehingga pada akhirnya tidak ada sekelompok masyarakat yang terpinggirkan dalam menikmati hasil-hasil pembangunan. Justru disinilah peran penting Media Tradisional, harus mampu membawa dan membimgbing masyarakat dalam proses pembangunan. Media Tradisional harus dapat memberikan “Tontonan” yang menarik sekaligus “Tuntunan” bagi masyarakat banyak dengan informasi yang sederhana yang mampu dicerna masyarakat banyak yang heterogen. Dengan keunikan dan kesederhanaannya Media Tradisional masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebagai SARANA hiburan dan penyampai pesan-pesan pembangunan yang efektif.
Salah satu kunci agar Media Tradisional dapat tetap eksis ditengah persaingan global ini adalah “Inovasi”. kita jangan pernah lelah untuk terus menggali hal-hal baru yang mempunyai nilai tambah jika dibandingkan dengan konsep lama. Dengan inovasi yang terus menerus maka akan kita ciptakan perubahan sosial yang positif yang pada hakikatnya adalah pembangunan. Dalam kesempatan yang baik ini kami berharap agar saudara-saudara sekalian membiasakan diri dengan diskusi, tukar pikiran antara anggota sehingga lambat laun akan muncul gagasan-gagasan baru atau inovasi.
Kegiatan ini dilajutkan dengan sesi tanya jawab untuk mengetahui masalah yang ada dan memberikan solusi dalam setiap permasalahan yang ada di lingkungan para pelaku seni. (Bens/Edys, Diskominfo Kab. Cirebon).