Pengentasan PMKS Masih Butuh Pembenahan, Dicky Akan Carikan Solusinya

Penjabat Bupati Cirebon Dr. Ir. H. Dicky Saromi, M.Sc didampingi Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cirebon dan Camat Talun mengunjungi Sekolah Luar Biasa (SLB) dan Panti Jompo Tresna Werdha Yayasan Beringin Bhakti yang ada Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon dan bertemu langsung dengan anak disabilitas yang berada dinaungan yayasan tersebut, Kamis (14/02/19).

Maksud Dicky adalah ingin bertemu langsung dan mengetahui kondisi eksisting di tempat tersebut. Dicky disambut puluhan anak-anak disabilitas yang terlihat antusias. Dicky menilai bahwa pelayanan dan penanganan di SLB dan panti terebut sudah cukup baik dan mandiri, namun dirasa perlu ada sentuhan juga dari pemerintah daerah agar pelayanan dan penanganan di yayasan-yayasan sosial dapat berjalan secara maksimal. “Saya ingin tahu kondisi sebenarnya meskipun panti ini cukup mandiri dan baik, tetapi memang ada beberapa kekurangan-kekurangan yang harus pemerintah hadir dalam membantu yayasan-yayasan sosial.” Ungkap Dicky.

Dicky menilai permasalahan sosial, khususnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) membutuhkan penanganan khusus dan profesional. Karena dalam penanganan ini membutuhkan proses yang panjang mulai dari penanganan hingga penyembuhan. Dari sisi penataan lingkungan sekitar harus senyaman mungkin, untuk memastikan mereka yang ada di tempat tersebut terlindungi dan menjalani kehidupan secara normal. “Tidak hanya penyembuhan mereka, tetapi yang paling penting bagaimana mereka hidup secara norma atau secara wajar dalam lingkungannya, ini yang harus dilakukan oleh panti-panti” Ujarnya.

Pengentasan PMKS, menurut Dicky, bukan hanya menjadi urusan Dinas Sosial namun menjadi urusan dinas-dinas terkait lainnya seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Tenaga Kerja. “Perlu ada kolaborasi antara Dinas Sosial dengan Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Tenaga Kerja dan dinas-dinas lainnya.“ Pungkasnya.

Dalam hal penanganan, harus ada pembatas penyandang disabilitas agar proses penanganannya bisa lebih fokus. Dicky juga menilai perlu adanya regenerasi khususnya para guru. “Saya juga merasa bahwa ada penanganan-penanganan yang harus kita diperhatikan supaya tidak bercampurnya penanganan yang mempunyai disabilitas tertentu dengan disabiltas tertentu lainnya. Contoh kaya orang yang tuna wicara dengan tuna rungu itu sebaiknya tidak terlampau dekat. Itu masukan yang baik. Dan juga bagaimana kelanjutan panti ini kedepan, kan orang-orang yang menjadi pekerja sosial atau menjadi gurunya kan akan selesai juga dalam tugasnya”. Sambung Dicky.

“Jadi oleh karena itu, ini juga harus dicarikan solusi kedepan, termasuk sarana prasarana lain yang mereka usulkan seperti balai pelatihan, yang tanahnya sudah disiapkan. Saya akan carikan solusi pendanaannya, baik dari kabupaten maupun dari provinsi.” Kata pria yang pernah menjabat Plt Kepala Dinas Sosial Prov. Jabar, Dicky Saromi. (Bens/Edys, Diskominfo).